NTTsatu.com — KUPANG — Pelbagai peristiwa terjadi setelah badai Seroja menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (4/4) lalu. Misalnya Kota Kupang, ada danau besar di Tankolo, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa akibat munculnya sejumlah mata air baru.
Prediksi Geolog Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Herry Kota beberapa waktu lalu bahwa danau itu akan mengering sendiri menjadi kenyataan. Kini warga sekitar kembali mengolah menjadi lahan itu dengan menanam sayuran, untuk dijual.
Menurut Imelda, danau itu sudah mengering sejak dua minggu lalu lantaran tujuh mata air yang muncul pascabadai Seroja pun terlebih dahulu mengering.
“Mata air induknya masih ada tapi tujuh mata air baru yang muncul setelah Seroja itu sudah kering,” kata Imelda, Rabu, 12 Mei 2021.
Kini warga kembali memanfaatkan lahan itu untuk menanam sayuran, pasalnya sejak terbentuknya danau Tankolo, warga sekitar terpaksa beralih profesi untuk bertahan hidup.
Sementara itu menurut Herry Kota, danau yang muncul secara mendadak ini merupakan danau karst yang keluar musiman ketika debit air bawah tanah meningkat, akibat curah hujan yang tinggi. Namun, debit air ini akan menurun seiring curah hujan yang menurun.
Penurunan debit air ini sebabkan beberapa hal yakni, berkurangnya suplai dari mata air yang baru muncul, proses penguapan dan peresapan melalui celah tanah, setelah air ini tertampung di wilayah cekungan.
“Karena dia tidak memiliki porositas premier, dia memiliki porositas sekunder. Melalui celahan-celahan itu dia akan masuk,” ungkapnya.
Sebelumnya, pascabadai Seroja yang menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/4) lalu, tinggalkan berbagai macam kejadian, misalnya muncul gundukan tanah dan bebatuan menyerupai pulau di Kabupaten Rote Ndao.
Di Kota Kupang, tepatnya di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa terbentuk sebuah danau dengan luas hampir 300 meter. Menurut warga setempat, danau ini terbentuk sejak dua minggu lalu atau usai badai siklon tropis Seroja.
Warga setempat menyebutkan, sebelumnya tempat tersebut merupakan kebun sayur yang biasa digunakan warga sekitar untuk menanam. Namun kini berubah jadi sebuah danau, akibat meluapnya mata air di sekitar lokasi.
“Ini dulu kebun sayur, tanah rata, jadi orang biasa timba air siram sayur. Setelah hujan angin besar itu, mata air pecah ada lari datang rendam semua,” kata Mikhael Lakapu, Senin (18/4). (*/gan)