NTTsatu.com – Sosiolog dari Universitas Gajah Mada Sunyoto Usman melihat ada dua hal berbeda dari geng motor Inggris dan ilmu kebatinan yang diklaim kelompok yang ditangkap aparat di Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, lalu.
Menurut dia, geng motor merupakan perilaku menyimpang anak baru gede (ABG) sedangkan ilmu kebal tersebut adalah salah satu agar kelompok motor ABG tersebut diakui pihak yang dianggapnya sebagai lawan termasuk aparat penegak hukum.
“Motor itu bagian gaya hidup atau sebagai alat dia untuk menentukan status sosial. Nah kalau ilmu kekebalan sudah lama itu sebagai sumber kekuatan,” kata Sunyoto. nurut dia, ilmu kekebalan yang diklaim geng motor itu hanya untuk sebagai posisi tawar menawar menghadapi aparat. Ilmu itu lebih kepada simbol kekuatan kelompok tersebut.
“Secara langsung itu menunjukkan bahwa jangan sembarang dengan kami,” ucap Sunyoto.
Sunyoto mengatakan, usia remaja itu mudah terombang-ambing ketika melihat sesuatu yang dianggapnya berbeda dari apa dilihat pada umumnya. Menurutnya, orangtua harus memberikan pemahaman kepada anaknya mengenai penggunaan kendaraan seperti motor dan pembelajaran ilmu kebatinan tersebut
“Harus ada narasi seperti dongeng dari orangtua kepada anaknya mengenai dua hal tersebut. Dan ini yang sudah jarang dilakukan orangtua kepada anaknya,” ujar dia.
Pemerintah juga diminta memberikan penindakan tegas bagi kelompok yang mengarah kepada ajaran menyimpang. Sementara bagi aparat, jika menemukan pelanggaran hukum kelompok remaja tersebut juga harus diberikan sanksi tegas.
“Negara tidak boleh kalah dengan geng-geng seperti ini. Negara harus hadir. Negara harus berani mengambil tindakan,” tandasnya. (merdeka.com/bp)