Keputusan perombakan Direksi Bank NTT itu disepakati bersama dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa Bank Pembangunan Daerah (Bank NTT). RUPS yang diikuti para pemegang saham; Gubernur, Bupati dan Walikota Kupang itu, memutuskan menonaktifkan sementara Isack Edward Rihi dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Alasannya, dinilai tak mencapai target yang diberikan Pemegang Saham sebesar Rp500 miliar.
“Tadi kita sepakat untuk lakukan perombakan Direksi jadi semua diroling. saat ini untuk sementara jabatan Dirut PLT – nya adalah Alex Riwu Kaho yang sedang menjabat direktur Kredit,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kepada wartawan usai menggelar RUPS itu.
Menurut Gubernur, hasil Kinerja direksi tidak mencapai target yang diberikan Pemerintah yakni Rp 500 milyar.
“Hasil kerja Bank NTT tak mencapai target yang ditetapkan hanya sekitar Rp200 miliar, sehingga perlu dilakukan penyegaran, maka RUPS memutuskan menonaktifkan Dirut Bank NTT,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat.
Menurut dia, Bank NTT butuh tim kerja yang lebih ekstrim dan profesional untuk lebih maju ke depan. Apalagi, aturan Ototritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2024, modal Bank wajib setor mencapai Rp3 triliun, maka Bank NTT masih kekurangan sebesar Rp1,2 triliun.
Sementara itu, Komisaris utama Bank NTT, Juvenile Djodjana, membenarkan adanya penyegaran di Bank NTT. Dimana untuk posisi Plt Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho akan merangkap sebagai Direktur Kredit.
Sedangkan, Direktur Kredit yang dijabat Absalom Sine akan menjabat sebagai Direktur Dana. Sedangkan dua direktur lainnya masih tempati posisi yang sama.
“Untuk menjadi Dirut Bank NTT harus melalui proses di OJK, maka itu kami segera ajukan secepatnya, sehingga bisa diproses. Jika nantinya Alex dilantik menjadi Dirut, maka pak Isak bisa diaktifkan kembali sebagai Direktur Kepatuhan,” jelasnya. (*/bp).